Minggu, 13 Maret 2011

MENEMUKAN WAJAH YESUS DALAM DIRI ORANG MUDA


SURAT GEMBALA PUASA 2011
MENEMUKAN WAJAH YESUS DALAM DIRI ORANG MUDA

Romo Vikjen, Para Vikep, Imam, Bruder, Suster, Frater, Orang Muda dan Anak-anak, Bapa Ibu, Saudara-saudari, Umat Katolik Sekeuskupan Ruteng yang kami kasihi dalam Kristus!
  1. Dalam semangat persaudaraan, kami mengucapkan selamat memasuki masa Puasa tahun 2011. Masa Puaasa adalah masa istimewa untuk merengungkan peristiwa Yesus yang hidup, menderita, dan wafat namun kemudian bangkit jaya untuk menyelamatkan kita. Permenungan tersebut kiranya bermuara pada perubahan sikap hidup dan pola tindak kita dalam kehidupan setiap hari di tengah masyarakat. Masa puasa selalu mengajak kita untuk bertobat dan mengembangkan solidaritas guna membangun kehidupan bersama yang lebih baik.
  2. Tahun 2011 bagi Keuskupan Ruteng adalah TAHUN ORANG MUDA. Ada dua makna penting dari tahun orang muda ini. Pertama, sebagai Gereja kita mesti peduli dengan orang muda. Pastoral kita mulai dari tingkat basis sampai tingkat Keuskupan hendaknya memberikan perhatian yang serius terhadapa pendampingan orang muda. Ibarat Yesus yang membandingkan orang muda di Nain (Bdk. Luk. 7:11-17), kita berupaya membangkitkan semangat orang muda dan mulai menghembuskan hidup baru bagi mereka. Kedua, oran muda dari dirinya sendiri, harus bangkit dan bergerak. Mereka adalah pelaku pastoral aktif, yang harus menunjukkan perannya dalam memperbarui dan membangun Gereja. Dengan semangat mudanya, mereka dapat diandalkan mewujudkan cita-cita Gereja Lokal Keuskupan Ruteng yakni Gereja yang mandiri, misioner dan memasyarakat.
  3. Berkaitan dengan pastoral Gereja bagi orang muda, kita pahami pastoral sebagai perwujudan karya kegembalaan Tuhan sendiri yang datang ke dunia untuk membawa hidup. Tuhan Yesus berkata: "Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam kelimpahan" (Yoh. 10:10). Pastoral bagi orang muda bertujuan agar mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam kelimpahan. Pastoral yang demikian lahir dari cara pandang yang positif terhadap orang muda. Sebagai manusia, orang muda adalah gambaran atau citra Allah sendiri (Kej. 1:27). Karena itu mereka juga adalah cerminan wajah Yesus. Dalam diri orang muda kita dapat menemukan wajah Yesus, suatu gambaran pribadi yang dicinta Allah, dan yang sejak semula direncanakan Allah untuk melaksanakan kehendakNya. Cara pandang ini tetap dikedepankan, karena sekarang ini kita prihatin denga wajah Yesus yang terluka dalam diri mereka sebagai akibat dari aneka krisis moral dan iman.
  4. Pola pastoral kita terhadap orang muda hendaklah mengikuti pola pastoral Yesus sendiri. Pola utama pastoral Yesus adalah keteladanan. Seluruh Injil menceritakan kisah keteladanan Yesus. Ia tidak hanya mengajar dengan kata-kata, namun terutama dengan teladan hidupNya. Orang muda kita sekarang ini membutuhkan keteladanan itu. Merekabutuh keteladana orang tua, para pendidik, para imam, biarawan/wati, para birokrat, para politisi dan semua saja yang termasuk orang dewasa. Berbagai krisis dan perilaku negatif yang dialami orang muda seringkali terjadi karena kurangnya keteladanan ini.
  5. Pola lain pastoral Yesus adalah pastoral dialog atau pastoral partisipatif. Yesus sendiri hadir di tengah-tengah orang muda, seperti di rumah pemuda Nain (Luk. 7:11-17), dan di rumah orang muda yang kaya (Mat. 19:16-26). Di situ Ia melihat situasi mereka dan mendengar apa kebutuhan mereka. Ia berdialog dengan mereka dan berusaha dan berusaha menjawabi mereka sesuai dengan kebutuhannya. Pastoral orang muda kita membutuhkan kehadiran dan semangat dialog ini. Kita perlu menyediakan waktu untuk orang muda, duduk bersama mereka, dan bersama mereka menyelesaikan masalah-masalah mereka. Betapa penting kita memiliki hati bagi orang muda dan peduli dengan kebutuhan-kebutuhan mereka yang lebih dalam. Pastoral orang muda pasti akan bermakna bila sungguh bersentuhan langsung dengan kebutuhan mereka.
  6. Berkaitan dengan orang muda sendiri, mereka hendaknya bangkit dan bergerak. Kami percaya orang muda memiliki potensi dalam dirinya. Mereka bisa diandalkan untuk mengambil bagian secara aktif dalam misi Yesus membawa kelimpahan hidup kepada sesama. Konsili Vatikan II meyakini bahwa orang muda adalah misionaris pertama untuk orang muda sendiri. Dalam dekrit kerasulan awam, konsili menandaskan: "Mereka sendiri harus menjadi rasul-rasul pertama dan langsung bagi kaum muda, dengan menjalankan kerasulan di kalangan mereka, sambil mengindahkan lingkungan sosial kediaman mereka" (CL, No.12)
  7. Pandangan konsili tersebut mengacu pada pandangan biblis yang amat positif terhadap orang muda. Sejak semula orang muda dipercaya ALla untuk terlibat dalam misiNya. Yeremia dipanggil dan diutus Tuhan untuk pembaruan hidup bersama di saat usianya masih sangat muda (Yer, 1:4-9). Dalam kitab pengkotbah kaum muda dipanggil untuk memaknai usia mudanya bagi kebaikan dan kebenaran (Pkh, 11:19). Surat kedua kepada Timotius menegaskan kembali panggilan itu: "Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseur kepada Tuhan dengan hati yang murni" (2Tim, 2:22). Kewibawaan orang muda tampak dari kualitas hidupnya yang menjadi teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataan, tingkah laku yang mencirkan kasih, kesetiaan dan kesucian (1Tim, 4:12)
  8. Yesus dimasa mudanya adalah seorang yang sangat cerdas dan berhikmat. Memang ada masa yang tidak dicatat oleh Kitab Suci, masa justru di mana Yesus melewati masa mudaNya. Tetapi penulis Injil Lukas mencatat perkembangan Yesus menuju masa muda: "Lalu Ia pulang bersama-sama mereka (orang tuaNya) ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.... Dan Yesus semakin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya dan makin dikasihi oleh Alla dan sesama manusia." Dan terutama, Kitab Suci menyaksikan bahwa Yesus memenuhi panggilan Alla untuk tugas menyelamatkan dunia ketika Dia masih muda.
  9. Kesadaran dan pemahaman sebagaimana kami kemukakan di atas kiranya  menjadi warna laku tobat dan solidaritas kita dalam masa Puasa di TAHUN ORANG MUDA ini. Kita semua, tanpa kecuali, berupaya menemukan dan menampakkan wajah Yesus dalam diri orang muda. Keceriaan, suka cita, harapan dan damai sejahtera kiranya nyata dalam hidup setiap kita, terutama dalam diri orang muda yang dilanda oleh berbagai krisis kehidupan. Untuk itu beberapa hal konkret perlu kita lakukan selama masa puasa ini: Gunakanlah masa puasa sebagai kesempatan untuk bertobat. Kita perlu berbalik dari cara hidup yang tidak mencerminkan keteladanan entah sebagai orang tua, guru, imam, biarawan/wati, petugas kesehatan, birokrat, politisi, pengusaha, petani, tukang, pekerja sosial, dll. Tobat merupakan suatu gerakan rohani untuk kembali kepada Tuhan, berserah padaNya dan mengandalkan sabdaNya. Tobat yang demikian harus didukung oleh puasa dan pantang demi solidaritas kita bagi orang lain. Kita perlu puasa selama 40 hai dengan mengurangi makan dan kebiasaan-kebiasaan merokok, serta hal-hal lain yang menjadi ketergantungan kita. Selain kita pantang makan daging dan garam pada hari Rabu Abu, setiap Jumat dan terutama pantang mutlak hari Jumat Agung. Efek penghematan puasa dan pantang, bisa kita sumbangkan untuk Aksi Puasa Pembangunan (APP) nasional tahun ini; Selama masa puasa upayakanlah agar kita semakin rajin mengikuti Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan Kristen, sehingga wajah Yesus semakain sempurna dalam diri kita; Sempatkanlah dirimu untuk mengaku dosa kepada Imam agar engkau diampuni dan diperbarui oleh rahmat Tuhan. Untuk ini kami mendesak para Imam untuk melayani dengan giat sakramen pengakukan dosa secara pribadi kepada semua umat; Ikutlah ret-ret, rekoleksi dan seminar pembaharuan hidup yang dilaksanakan oleh paroki atau keuskupan dalam rangka penyegaran rohanimu; Ikutlah katekese umat APP yang bertema KAUM MUDA DAN TANTANGAN ZAMA di komunitas-komunitas basismu. Katekese umat ini adalah kesempatan emas untuk duduk bersama orang muda, mendengarkan masalah mereka, dan bersama mereka mencari jalan keluar yang terbaik untuk mengatasinya. Tidak cukup kita mengeluh terhadap orang muda. Kita perlu berpikir positif terhadapmereka dan kita ada waktu untuk mereka guna menghadapi tantangan dunia ini. Pastor paroki dan seluruh fasilitator katekese kiranya tetap berkomitmen dengan kegiatan ini dan umat tidak berat langkah untuk hadir dalam lonto leok katekese umat; Sediakanlah juga waktu untuk makan bersama, doa bersama, dan berbincang dengan orang muda di rumah-rumah kita. Seringkali waktu kita habis dengan nonton televisi dan kita ketiadaan waktu untuk duduk dan makan bersama. Wajah Yesus sesungguhnya akan nampak dalam kebersamaan. "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka (Mat, 18:20); Secara khusus kami mengajak orang muda untuk bertobat, datang kepada Yesus dan, dan menjadikan Dia sebagai idola hidupmu. Kami sangat percaya bahwa Yesus adalah jawaban dari semua kerinduanmu. Pada Dia ada kelegaan, damai dan suka cita. Dia bersabda: "Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu" (Mat, 11:28); Saya juga mendorong kalian untuk terlibat dalam semua gerakan pastoral Keuskupan Ruteng seperti gerakan menanam pohon, gerakan menabung melalui koperasi kredit, bertanggung jawab dalam tugas pendidikanmu dan ikut terlibat dalam pembangunan Manggarai Raya ke depan dan di mana pun kamu berada. Melalu berbagai kegiatan itulah kalian bisa menunjukkan peranmu sebagai misionaris bagi sesama orang muda dan membuat wajah Yesus semakin dinampakkan dalam dirimu.
  10. Dengan melaksanakan hal-hal konekret di atas, kami percaya masa puasa tahun ini sungguh-sungguh menjadi saat berahmat untuk kita dan memampukan kita untuk bangkit bersama Kristus di hari Paska nanti. Selamat menjalani masa puasa tahun 2011, teriring salam dan berkat kami.
Ruteng, 5 Pebruari 2011
Uskup Ruteng
Mgr. Hubertus Leteng

Sumber: Puspas Keuskupan Ruteng